Panggung Boneka adalah salah satu media visual yang disukai anak-anak,remaja bahkan orang dewasa seperti saya. Meskipun TV/bioskop sudah menawarkan banyak film animasi, tetapi untuk Panggung Boneka tetap menjadi salah satu yang di tunggu-tunggu. Mereka biasa nya selalu antusias untuk menyaksikan.
"The Power of Visual" berlaku untuk media ini, dimana anak-anak bukan hanya sekedar mendengar "khotbah" satu arah, tetapi juga bisa merasa bagaikan masuk ke dalam cerita, sehingga apa yang ingin disampaikan bisa lebih di mengerti.
Firman Tuhan bisa langsung dimasukkan ke dalam materi Panggung Boneka yang akan di tampilkan, atau bisa juga melalui "Ilustrasi" cerita yang sesuai dengan Tema Firman Tuhan pada saat itu.
Menurut pengamatan saya, ada 4 metode "Cara Menampilkan cerita Panggung Boneka", yaitu:
1. Metode Recording
Cara ini menggunakan naskah yang sudah direkam, bisa dibilang jika dalam dunia Musik adalah Lip Synch. Jadi Pemain tinggal menggerakan tangan/mulut boneka, atau pergantian boneka, tinggal mengikuti urutan cerita.
Karena semua materinya sudah tersusun rapi di dalam rekaman, maka ada banyak kelebihan dari metode ini, antara lain :
- Jalan cerita lebih teratur
- Bisa menampilkan musik/sound efect yang lebih bervariasi
- Bisa dimainkan oleh Pemula, karena tidak perlu berganti-ganti suara, tidak bingung ceritanya mau kemana
- Bisa dimainkan hanya dengan sedikit Personil
Kelemahan:
- Hanya bisa mengikuti cerita yang sudah direkam, tidak bisa banyak improvisasi lagi
- Lebih banyak yang harus di siapkan, mulai dari naskah, proses rekaman, editing sehingga persiapan membutuhkan waktu yang lebih lama
2. Metode Live Interaktif
Dalam metode ini ada dua pembagian tugas pemain, yaitu :
> Pemain pertama berada diluar panggung, biasanya bertugas sebagai pengantar cerita,atau dalam hal ini sebagai "Guru" yang akan menyampaikan Firman Tuhan. Pemain ini tidak perlu mengubah suaranya.
> Pemain yang berada di dalam panggung, ialah yang berperan menjadi "tokoh boneka". Bisa 1 sampai 2 orang sesuai dengan banyaknya tokoh/suara dalam cerita.
> Pemain dari dalam dan luar panggung akan berdialog sambung menyambung mengikuti jalan cerita.
Kelebihan :
1. Bisa di sesuaikan dengan keadaan. Karena tidak bergantung pada isi rekaman, maka kata-kata, dan jalan cerita bisa diatur jadi lebih spesifik.
Contohnya: Untuk kata Pembuka bisa langsung menyebutkan tempat di adakan nya Acara, atau bisa langsung sebut nama anak-anak yang hadir pada saat itu.
2. Bisa diadakan tanya jawab (interaksi) antar tokoh boneka dan penonton, membahas Firman Tuhan/cerita atau
tokoh-tokoh yang ditampilkan.
3. Persiapan lebih mudah
Yang penting Pemain yang didalam dan diluar panggung sudah tau alur/tujuan cerita, dialog bisa berjalan sambung menyambung, mulai dari Pembuka,Inti Cerita, Tanya Jawab sampai ke Penutup.
Kelemahan:
1. Seperti halnya siaran langsung (Live), jika ada kesalahan akan sangat terlihat, contohnya: salah pengucapan, kurang nyambung antar pemain, atau dialog terjeda karena ada yang lupa, membuat
metode ini sebaiknya tidak dimainkan oleh Pemula
2. Untuk gedung yang besar, perlu lebih banyak microphone untuk masing-masing pemain
3. Perlu personil lagi untuk bagian Audio, yang bertugas mengiringi dengan musik, atau memutarkan rekaman musik/sound efect
3. Metode Gabungan
Metode ini adalah gabungan dari kedua metode diatas.
Jika kita sudah punya rekaman cerita, kita bisa tetap memutar nya, lalu di kombinasikan dengan sharing interaktif atau Tanya Jawab.
Contohnya:
Untuk Pembuka kita menyapa anak-anak langsung, Tokoh Boneka pertama keluar mengucapkan selamat datang atau bersama-sama menyanyikan satu lagu/yel-yel. Baru selanjutnya masuk pada cerita yang direkam. Setelah rekaman selesai, kembali lagi ke Tanya Jawab dan Penutup dengan cara interaktif.
4. Metode Spontan
Saat kita hanya memiliki sedikit waktu untuk Persiapan, saat kita mau menyalurkan sebuah Ide yang terpikir tiba-tiba, atau saat kita hanya sendiri mengajar, siapa bilang kita tidak bisa berkreasi dengan Boneka. Caranya adalah dengan Metode ini.
- Jika tidak sempat memasang panggung, pakai kain atau "ngumpet" dibawah meja pun jadi.
Bisa menggunakan boneka jari atau Wayang tusuk sate.
- Saat kita sudah punya ide cerita, kita bisa merangkap menjadi semua tokoh yang ada dalam cerita. Kita sendiri yang mengatur alur cerita nya. Kita yang menjadi pemain,sutradara,sekaligus penulis naskahnya.
-Meskipun spontan, tapi tetap dibutuhkan kreativitas disini. Bagaimana mengubah-ngubah suara, jika tokohnya ada 5 setidaknya kita bisa membuat 5 suara berbeda.
Mengatur bagaimana para tokoh muncul, sehingga bisa cukup hanya dengan dua tangan kita atau sepuluh jari kita.
Jika diatas kita sudah berbicara tentang "Metode cara Menampilkan Panggung Boneka", maka di bawah ini kita akan berbicara tentang jenis Panggung Boneka
di lihat dari sisi "Cerita" nya.
Menurut pengamatan saya ada
"3 Metode Menyampaikan Cerita
dalam Panggung Boneka", yaitu :
1. Metode Story Telling
Metode ini adalah ketika tokoh "Guru" atau "tokoh boneka" menyampaikan sebuah cerita dari awal sampai akhir,contoh nya jika cerita tentang tokoh Alkitab disampaikan ayat per ayat (berurutan) sampai selesai.
2. Metode Dialog
Dalam metode ini cerita disampaikan melalui Dialog (percakapan) antar tokoh "Guru" dengan "tokoh" boneka atau antar sesama "tokoh boneka". Pembuka,Firman Tuhan, inti cerita, tujuan dan pesan sudah di masukkan ke dalam susunan dialog tersebut.
3. Metode Drama
Dalam metode ini, cerita di sampaikan dengan berlakon, seperti halnya kita menonton film. Masing-masing boneka memerankan satu tokoh.
Tips :
- Terutama untuk metode Live Interaktif atau Gabungan, sebaiknya siapkan naskah yang berisi gambaran/alur cerita, bisa ditempelkan di dalam panggung sehingga bisa sesekali dilihat.
- Jangan pernah puas meskipun sudah merasa pengalaman/profesional, sehingga mengabaikan dua hal yang sangat penting yaitu "Doa" dan "Latihan".
- Untuk metode Live interaktif dan metode spontan, biasa nya kita tidak punya dokumentasi tertulis yang bisa kita baca dan ulangi lagi. Jadi setelah selesai pementasan sebaiknya buatlah catatan ide-ide atau ringkasan naskah, sehingga ada yang bisa dibaca saat lupa,juga kita bisa bagikan catatan ide nya ke Teman.
- Anak-anak sangat menyukai boneka yang berwarna-warni dan lucu. Begitu juga cerita yang diselingi dengan humor/gurauan supaya suasana tidak terlalu tegang. Tetapi jangan sampai terlalu banyak bercanda/akting boneka yang tidak perlu, selain menambah durasi, juga jangan sampai Pesan/Firman Tuhan yang sesungguhnya tidak tersampaikan, karena yang lebih diingat hanya "lucunya saja".
Nah sobat Believers, pastinya kalian punya favorit metode mana yang mau di gunakan. Semuanya bisa disesuaikan dengan Tema, situasi, dan kebutuhan.
Semoga artikel ini berguna bagi sobat yang sedang mempersiapkan penampilan untuk Panggung Boneka. Selamat Mencoba...
Silahkan bagi Sobat yang mau berbagi pengalaman, tips-tips yang lain bisa share melalui Kolom komentar.
Salah satu contoh Ide Cerita Natal bisa di baca di sini :
Ide Cerita Natal Panggung Boneka (Seri Fabel)
"The Power of Visual" berlaku untuk media ini, dimana anak-anak bukan hanya sekedar mendengar "khotbah" satu arah, tetapi juga bisa merasa bagaikan masuk ke dalam cerita, sehingga apa yang ingin disampaikan bisa lebih di mengerti.
Firman Tuhan bisa langsung dimasukkan ke dalam materi Panggung Boneka yang akan di tampilkan, atau bisa juga melalui "Ilustrasi" cerita yang sesuai dengan Tema Firman Tuhan pada saat itu.
Menurut pengamatan saya, ada 4 metode "Cara Menampilkan cerita Panggung Boneka", yaitu:
1. Metode Recording
Cara ini menggunakan naskah yang sudah direkam, bisa dibilang jika dalam dunia Musik adalah Lip Synch. Jadi Pemain tinggal menggerakan tangan/mulut boneka, atau pergantian boneka, tinggal mengikuti urutan cerita.
Karena semua materinya sudah tersusun rapi di dalam rekaman, maka ada banyak kelebihan dari metode ini, antara lain :
- Jalan cerita lebih teratur
- Bisa menampilkan musik/sound efect yang lebih bervariasi
- Bisa dimainkan oleh Pemula, karena tidak perlu berganti-ganti suara, tidak bingung ceritanya mau kemana
- Bisa dimainkan hanya dengan sedikit Personil
Kelemahan:
- Hanya bisa mengikuti cerita yang sudah direkam, tidak bisa banyak improvisasi lagi
- Lebih banyak yang harus di siapkan, mulai dari naskah, proses rekaman, editing sehingga persiapan membutuhkan waktu yang lebih lama
2. Metode Live Interaktif
Dalam metode ini ada dua pembagian tugas pemain, yaitu :
> Pemain pertama berada diluar panggung, biasanya bertugas sebagai pengantar cerita,atau dalam hal ini sebagai "Guru" yang akan menyampaikan Firman Tuhan. Pemain ini tidak perlu mengubah suaranya.
> Pemain yang berada di dalam panggung, ialah yang berperan menjadi "tokoh boneka". Bisa 1 sampai 2 orang sesuai dengan banyaknya tokoh/suara dalam cerita.
> Pemain dari dalam dan luar panggung akan berdialog sambung menyambung mengikuti jalan cerita.
Kelebihan :
1. Bisa di sesuaikan dengan keadaan. Karena tidak bergantung pada isi rekaman, maka kata-kata, dan jalan cerita bisa diatur jadi lebih spesifik.
Contohnya: Untuk kata Pembuka bisa langsung menyebutkan tempat di adakan nya Acara, atau bisa langsung sebut nama anak-anak yang hadir pada saat itu.
2. Bisa diadakan tanya jawab (interaksi) antar tokoh boneka dan penonton, membahas Firman Tuhan/cerita atau
tokoh-tokoh yang ditampilkan.
3. Persiapan lebih mudah
Yang penting Pemain yang didalam dan diluar panggung sudah tau alur/tujuan cerita, dialog bisa berjalan sambung menyambung, mulai dari Pembuka,Inti Cerita, Tanya Jawab sampai ke Penutup.
Kelemahan:
1. Seperti halnya siaran langsung (Live), jika ada kesalahan akan sangat terlihat, contohnya: salah pengucapan, kurang nyambung antar pemain, atau dialog terjeda karena ada yang lupa, membuat
metode ini sebaiknya tidak dimainkan oleh Pemula
2. Untuk gedung yang besar, perlu lebih banyak microphone untuk masing-masing pemain
3. Perlu personil lagi untuk bagian Audio, yang bertugas mengiringi dengan musik, atau memutarkan rekaman musik/sound efect
3. Metode Gabungan
Metode ini adalah gabungan dari kedua metode diatas.
Jika kita sudah punya rekaman cerita, kita bisa tetap memutar nya, lalu di kombinasikan dengan sharing interaktif atau Tanya Jawab.
Contohnya:
Untuk Pembuka kita menyapa anak-anak langsung, Tokoh Boneka pertama keluar mengucapkan selamat datang atau bersama-sama menyanyikan satu lagu/yel-yel. Baru selanjutnya masuk pada cerita yang direkam. Setelah rekaman selesai, kembali lagi ke Tanya Jawab dan Penutup dengan cara interaktif.
4. Metode Spontan
Saat kita hanya memiliki sedikit waktu untuk Persiapan, saat kita mau menyalurkan sebuah Ide yang terpikir tiba-tiba, atau saat kita hanya sendiri mengajar, siapa bilang kita tidak bisa berkreasi dengan Boneka. Caranya adalah dengan Metode ini.
- Jika tidak sempat memasang panggung, pakai kain atau "ngumpet" dibawah meja pun jadi.
Bisa menggunakan boneka jari atau Wayang tusuk sate.
- Saat kita sudah punya ide cerita, kita bisa merangkap menjadi semua tokoh yang ada dalam cerita. Kita sendiri yang mengatur alur cerita nya. Kita yang menjadi pemain,sutradara,sekaligus penulis naskahnya.
-Meskipun spontan, tapi tetap dibutuhkan kreativitas disini. Bagaimana mengubah-ngubah suara, jika tokohnya ada 5 setidaknya kita bisa membuat 5 suara berbeda.
Mengatur bagaimana para tokoh muncul, sehingga bisa cukup hanya dengan dua tangan kita atau sepuluh jari kita.
Contoh: Wayang Tusuk Sate dan Boneka Jari. Sumber: Google |
di lihat dari sisi "Cerita" nya.
Menurut pengamatan saya ada
"3 Metode Menyampaikan Cerita
dalam Panggung Boneka", yaitu :
1. Metode Story Telling
Metode ini adalah ketika tokoh "Guru" atau "tokoh boneka" menyampaikan sebuah cerita dari awal sampai akhir,contoh nya jika cerita tentang tokoh Alkitab disampaikan ayat per ayat (berurutan) sampai selesai.
2. Metode Dialog
Dalam metode ini cerita disampaikan melalui Dialog (percakapan) antar tokoh "Guru" dengan "tokoh" boneka atau antar sesama "tokoh boneka". Pembuka,Firman Tuhan, inti cerita, tujuan dan pesan sudah di masukkan ke dalam susunan dialog tersebut.
3. Metode Drama
Dalam metode ini, cerita di sampaikan dengan berlakon, seperti halnya kita menonton film. Masing-masing boneka memerankan satu tokoh.
Tips :
- Terutama untuk metode Live Interaktif atau Gabungan, sebaiknya siapkan naskah yang berisi gambaran/alur cerita, bisa ditempelkan di dalam panggung sehingga bisa sesekali dilihat.
- Jangan pernah puas meskipun sudah merasa pengalaman/profesional, sehingga mengabaikan dua hal yang sangat penting yaitu "Doa" dan "Latihan".
- Untuk metode Live interaktif dan metode spontan, biasa nya kita tidak punya dokumentasi tertulis yang bisa kita baca dan ulangi lagi. Jadi setelah selesai pementasan sebaiknya buatlah catatan ide-ide atau ringkasan naskah, sehingga ada yang bisa dibaca saat lupa,juga kita bisa bagikan catatan ide nya ke Teman.
- Anak-anak sangat menyukai boneka yang berwarna-warni dan lucu. Begitu juga cerita yang diselingi dengan humor/gurauan supaya suasana tidak terlalu tegang. Tetapi jangan sampai terlalu banyak bercanda/akting boneka yang tidak perlu, selain menambah durasi, juga jangan sampai Pesan/Firman Tuhan yang sesungguhnya tidak tersampaikan, karena yang lebih diingat hanya "lucunya saja".
Nah sobat Believers, pastinya kalian punya favorit metode mana yang mau di gunakan. Semuanya bisa disesuaikan dengan Tema, situasi, dan kebutuhan.
Semoga artikel ini berguna bagi sobat yang sedang mempersiapkan penampilan untuk Panggung Boneka. Selamat Mencoba...
Silahkan bagi Sobat yang mau berbagi pengalaman, tips-tips yang lain bisa share melalui Kolom komentar.
Salah satu contoh Ide Cerita Natal bisa di baca di sini :
Ide Cerita Natal Panggung Boneka (Seri Fabel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar